Mahar Menikahi Bidadari
Diriwayatkan oleh Tirmidzi al-Hakim alias Abu Abdullah dalam kitabnya Nawadir al-Ushul, dari al-Khattab Abul Khattab, dari Sahal bin Hammad Abu Uttab, dari Jarir bin Ayyub al-Bajali, dari asy-Syu'bi, dari Nafi' bin Burdah, dari Abu Mas'ud al-Ghirafi bahwa Nabi saw. bersabda,
"Setiap hamba yang berpuasa sehari pada bulan Ramadhan ia mendapatkan seorang isteri bidadari di dalam sebuah tenda dari mutiara berongga seperti yang diterangkan oleh Allah dalam firman-Nya, '(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah.'Masing-masing dari mereka memakai tujuh puluh pakaian dan setiap potong pakaian warnanya berbeza-beza.Masing-masing mereka diberikan tujuh puluh macam aroma yang berbeza satu dengan lainnya. Masing-masing mereka diberikan tujuh puluh buah ranjang dari permata yaqut merah yang dihias dengan mutiara. Pada setiap ranjang terdapat tujuh puluh buah kasur. Dan, pada setiap kasur terdapat bantal. Masing-masing mereka memiliki tujuh puluh ribu pelayan wanita dan tujuh puluh ribu pelayan laki-laki yang masih muda belia yang siap memenuhi keperluannya. Setiap pelayan membawa baki dari emas yang berisi berbagai macam makanan yang lazat-lazat. Pasangannya juga diberikan yang sama seperti itu. Ia berada di atas ranjang permata merah dengan memakai sepasang gelang dari emas yang ditaburi permata yaqut berwarna merah. Itu semua kerana ia telah melakukan puasa sehari pada bulan Ramadhan, belum termasuk amal-amal kebajikannya yang lain."
Diriwayatkan oleh Abu Isa Tirmidzi sebuah hadis dari al-Miqdad bin Ma'di Karib bahawa Rasulullah bersabda, "Bagi orang yang mati syahid mendapat enam anugerah di sisi Allah. Di antaranya ia akan mendapatkan tujuh puluh dua pasangan isteri bidadari." Ini memperkuatkan hadis Abu Hurairah bahawa dua orang isteri yang diperoleh setiap lelaki penghuni syurga itu berasal dari wanita dunia. Kata Yahya bin Mu'adz, "Meninggalkan kesenangan duniawi itu memang sangat berat, tetapi melewatkan nikmat syurga jauh lebih berat. Meninggalkan kesenangan duniawi adalah maskahwinnya kenikmatan akhirat."
Ada yang mengatakan bahawa maskahwin untuk bidadari adalah menyapu masjid. Diriwayatkan secara marfu oleh Ibnul Jauzi dan ats-Tsa'labi sebuah hadis dari Anas bahawa sesungguhnya Nabi saw. bersabda, "Menyapu masjid adalah maskahwin untuk bidadari." Diriwayatkan oleh al-Haitsami dan Thabrani dari Abu Qarshafah bahawa ia mendengar Nabi saw. bersabda, "Mengeluarkan sampah dari masjid adalah maskahwin bidadari." Bersumber dari Abu Hurairah bahawa Rasulullah bersabda, "Maskahwin bidadari adalah segenggam kurma dan sepotong roti." Kata Ibnu Jauzi, hadis ini tidak sahih. Kata Abu Hurairah, "Salah seorang kalian menikahi si fulanah binti fulan dengan maskahwin harta yang banyak, tetapi ia meninggalkan bidadari yang maskahwinnya hanya sesuap makanan, kurma, dan sepotong pakaian."
Muhammad bin Nu'man al-Muqri bercerita, "Suatu hari ketika aku sedang duduk di samping al-Jalla al-Muqri di Masjidil Haram di Mekah, tiba-tiba lewat di hadapan kami seorang tua yang berpostur tinggi besar dengan pakaian butut. Al-Jalla menghampirinya. Setelah beberapa saat bercakap-cakap dengan orang tua itu, ia kembali lagi kepada kami. Ia bertanya, 'Kalian kenal siapa orang itu?' Kami menjawab, 'Tidak.' Ia berkata, 'Ia telah membeli seorang bidadari dari Allah dengan harga membaca Al-Quran sebanyak empat ribu kali. Ketika telah membayar lunas, pada suatu malam ia bermimpi melihat sang bidadari memakai pakaian dan perhiasan yang indah. Ia bertanya, 'Siapa kamu?' Sang bidadari menjawab, 'Aku adalah bidadari yang telah kamu beli dari Allah seharga empat ribu bacaan Al-Quran. Itu memang hargaku. Lalu berapa yang akan kamu berikan kepadaku?' Ia menjawab, 'Seribu kali bacaan Al-Quran.'Sejak itu si tua terus berusaha agar bisa mendapatkannya.'"
Diriwayatkan oleh Sahnun bahawa ia bercerita, "Di Mesir terdapat seorang lelaki bernama Sa'id. Ia memiliki seorang ibu yang sangat rajin beribadah. Tengah malam setiap kali ia solat, ibunya ikut solat di belakangnya. Dan ketika ia diserang oleh rasa mengantuk berat yang membuatnya ingin tidur, ibunya berseru mengingatkan, 'Hai Sa'id, orang yang takut pada neraka dan ingin meminang bidadari cantik jelita itu tidak boleh tidur.' Seketika Sa'id tergagap bangun dengan ketakutan."
Diceritakan oleh Tsabit, "Ayahku termasuk orang yang sangat tekun menunaikan solat tengah malam. Pada suatu malam, dalam tidur aku bermimpi melihat seorang wanita yang tidak seperti wanita-wanita lain. Aku bertanya kepadanya, 'Siapa kamu?' Ia menjawab, 'Bidadari. Aku adalah hamba Allah.' Aku berkata kepadanya, 'Kamu jadilah isteriku.' Ia berkata,'Kamu harus melamar kepada Tuhanku dan membayar maskahwinku.' Aku bertanya, 'Apa maskahwinmu?' Ia menjawab, 'Tekun menunaikan solat tahajud.'"
Seorang penyair mengatakan,
"Hai orang yang meminang bidadari dalam pingitannya,
ayuh bangkit, dan jangan malas
Perangilah nafsumu dengan penuh kesabaran
jauhi dan tinggalkan manusia
Menyendirilah untuk mengingatnya
Solatlah ketika malam datang menjelang dan puasalah pada siang harinya
Itulah mahar untuknya
Sekiranya kamu melihat bidadari datang menghampirimu
berjalan dengan kilau kalung yang melingkar di lehernya
nescaya kamu akan bersemangat mengumpulkan maharnya
meski harus meninggalkan gemerlapnya dunia."
Mudhar al-Qari' bercerita, "Pada suatu malam kerana mengantuk berat aku tertidur setelah capai membaca hizibku. Dalam tidur itulah aku bermimpi melihat seorang gadis yang wajahnya laksana bulan purnama. Tangannya membawa sebuah buku. Ia menghampiriku dan bertanya,'Kamu boleh membaca?' Aku menjawab, 'Boleh.' Ia berkata,'Bacalah buku ini.' Aku pun membuka buku yang diserahkannya padaku. Di dalamnya terdapat tulisan. Tetapi, belum sempat aku hafal sama sekali isinya, tiba-tiba aku terbangun."
Seorang penyair mengatakan,
"Kenikmatan dan angan-angan kosong telah membuatmu lalai dari Firdaus,
naungan yang terbentang,
dan kamar-kamar syurga yang lapang.
Ayuh, bangunlah dari tidurmu
kerana sesungguhnya tahajud dan membaca Al-Quran itu lebih baik daripada tidur."
Malik bin Dinar bercerita, "Aku punya catatan-catatan wirid yang aku baca setiap malam. Pada suatu malam aku tertidur setelah lelah membacanya. Aku bermimpi melihat seorang gadis berwajah sangat cantik jelita dengan tangan memegang sebuah buku. Ia bertanya kepadaku, 'Anda pandai membaca?' Aku menjawab,'Ya'. Ia lalu menyerahkan buku tersebut kepadaku. Ternyata isinya adalah bait-bait berikut ini,
'Tidur telah membuatmu terlena
dari memburu harapan-harapan, dan mengejar
kesenangan-kesenangan syurgawi
Disana kelak kamu akan hidup abadi tanpa
pernah ada lagi kematian
kamu akan bersenang-senang dengan bidadari
dalam sebuah tenda
Bangunlah dari tidurmu
sesungguhnya tahajud dengan membaca Al-Quran
itu lebih baik daripada tidur.'"
Diriwayatkan oleh Yahya bin Isa bin Dharar as-Sa'di, seorang yang menangis selama enam puluh tahun kerana kerinduannya kepada Allah, ia bercerita, "Pada suatu malam aku bermimpi melihat sebuah sungai yang mengalirkan kasturi yang sangat harum. Ditepi sungai tersebut terdapat sebuah pohon mutiara yang membuahkan batangan-batangan emas. Di bawahnya duduk beberapa bidadari dengan dandanan sangat cantik. Dengan suara yang kompak mereka membaca pujian-pujian kepada Allah. Aku menghampiri mereka dan bertanya, 'Siapa kalian ini?.' Mereka menjawab,'Makhluk ciptaan Allah.' Aku bertanya, 'Lalu apa yang kalian lakukan disini?' Mereka menjawab, 'Kami sedang bermunajat dengan Allah Tuhan seru semesta alam ketika banyak manusia yang sedang bingung lelap tidur. Tuhan manusia dan Rabb Muhammad itu membiarkan kami dipersunting oleh orang-orang yang setia menunggui malam.' Aku berkata, 'Bagus, bagus! Ini pasti termasuk di antara mereka. Allah telah memberi kesenangan kepada mereka.' Mereka bertanya, 'Anda kenal mereka?' Aku menjawab, 'Tidak. Sungguh, aku tidak mengenal mereka.' Mereka berkata, 'Mereka adalah orang-orang yang suka berjaga untuk menunaikan solat tahajud.'"
Bab 204, Rahsia Kematian, Alam Akhirat & Kiamat, Imam Al-Qurthubi
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ Maksudnya :"Tidak akan masuk syurga seseorang yang dalam hatinya ada sebesar zarah rasa takabbur" [Sahih Muslim : Book of Faith, 166]
MEMBAZIR AMALAN SYAITAN إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا Maksudnya:"Sesung...
-
REPUBLIKA.CO.ID, Assalamualaikum wr wb Saya sedih dengan merebaknya kasus hamil di luar nikah di masyarakat saya tinggal saat ini. Sepert...
-
Mengapa perlu sombong? Kisah kebinasaan makhluk Allah sejak dahulu perlu dijadikan iktibar Oleh HASHIM AHMAD 26 Mei 2015 3:18 PM 8 S...
Tiada ulasan:
Catat Ulasan